Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pembangunan Rumah Sakit Indonesia

Pembangunan Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Gaza, Palestina yang awalnya bagai mimpi, kini mendekati realisasi. Ketua Presidium MER-C, Jose Rizal Jurnalis mengatakan, pekerjaan pertama hampir mencapai 80 persen.

"Tak terasa hampir selesai pekerjaan tahap pertama pembangunan RSI Gaza. Minggu terakhir Januari 2012 ini insya Allah mencapai 80 persen," kata dia dalam pesan tertulis yang diterima VIVAnews.com, Kamis 26 Januari 2012.

Dia menambahkan, jika tidak ada kendala berarti pekerjaan struktur akan selesai dalam 2 bulan mendatang, Maret. Jose Rizal mengakui, pembangunan RSI tahap pertama di luar rencana. Sebab, dalam perencanaan, seharusnya RSI Gaza selesai pada bulan Februari.

"Namun berbagai kendala yang ada di lapangan membuatnya sedikit mundur dari rencana," kata dia. Kendala-kendala tersebut antara lain terlambatnya pengadaan material, kondisi cuaca dalam dua bulan terakhir selalu turun hujan, dan beberapa item pekerjaan tambahan hingga terlambat sekitar 1 bulan. "Hal ini terhitung sangat normal, karena membangun di daerah konflik memang tidak mudah."

Tak hanya kali ini saja. Sejak awal RS ini akan dibangun, memang banyak kendala yang dihadapi."Mulai dari susahnya para relawan masuk ke Gaza untuk mengawal pembangunan, susahnya mendapatkan material, karena material harus diadakan melalui terowongan," kata dia.

"Ditambah lagi kondisi keamanan di Gaza sendiri yang tidak pernah lepas dari serangan-serangan Israel, yang mengakibatkan beberapa kali proses pembangunan harus dihentikan, serta berbagai kendala yang harus dihadapi."

Namun, dia menambahkan, para relawan tak menyerah. "Sungguh tidak terbayang sebelumnya pekerjaan yang semula hanya mimpi ini telah mencapai progress yang begitu jauh," kata Jose Rizal.

Dia menceritakan, dari kejauhan, RSI Gaza berbentuk segi delapan seperti Qubbah Sakhra di Masjid Al-Aqsha. "Bangunan ini sudah nampak berdiri tegak."

Untuk diketahui, rumah sakit bantuan rakyat Indonesia melalui Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) mulai didirikan di atas sebidang tanah wakaf yang berlokasi di Bayt Lahiya, Gaza Utara.

Batu pertama dilakukan oleh Ketua DPR RI pada 29 Juni 2010. Dana yang tersedia untuk pembangunan rumah sakit berukuran 60x60 meter itu berjjumlah Rp13 miliar. Semua murni dari rakyat Indonesia, tak ada bantuan asing.