Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Buah Impor Membajiri Kota Makassar

Buah impor membajiri Kota Makassar khususnya di pusat-pusat perbelanjaan seperti supermarket. Tidak ketinggalan, penjaja buah di sejumlah ruas jalan banyak yang menawarkan buah yang mayoritas didatangkan dari Cina. Pantauan media pada salah satu swalayan di Mall Panakkukang, umumnya menjual buah impor seperti berbagai macam jeruk seperti jeruk kino Pakistan, jeruk honey murcot dan imperial Australia, jeruk Valencian, dan jeruk Autralia citrus, jeruk keprok ponkam. Hanya sedikit jeruk lemon lokal dan jeruk pacitan.

Demikian juga dengan buah apel didominasi apel impor seperti, apel royal gala Prancis, apel blue cheland, apel fuji hwang san, apel pasific rose grany smith apple, apel merah dan apel golden dari Amerika Serikat. Apel impor ini menenggelamkan apel lokal seperti apel manalagi dan apel malang yang jumlahnya lebih sedikit.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua DPRD Sulsel Andi Akmal Pasluddin meminta kepada Kementerian Perdagangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, serta Kementerian Pertanian dan Dinas Pertanian untuk membatasi dan memperketat masuknya buah impor ke Indonesia karena dikhawatirkan akan merugikan petani buah dalam negeri.

“Perlu dibatasi, ini domainnya pemerintah pusat, kementrian dan dinas terkait di provinsi dan kabupaten/kota, harus selektif karena ini mematikan petani. Kecuali untuk buah-buah seperti anggur. Tetapi kalau apel dan jeruk, banyak dalam negeri,”ucap alumni Institut Pertanian Bogor (IPB) ini. Akmal yang juga Ketua DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sulsel khawatir dengan semakin leluasanya buah impor masuk di Makassar, apalagi dengan harga yang kadang lebih murah, akan membuat petani lokal menjadi malas untuk menanam buah.

“Harus ada upaya agar petani tidak malas tanam buah. Gubernur dan bupati/wali kota harus antisipasi jangan sampai petani kita malas lagi menanam, karena ketergantungan dengan buah impor yang lebih murah,” ucap Akmal yang tahun lalu bersama-sama dengan Ikatan Alumni IPB Sulsel mengkampanyekan gerakan cinta buah lokal di Makassar.

Membludaknya buah impor di Makassar seperti apel, jeruk, pear, anggur disebabkan pasokan buah jenis ini dari daerah yang menjadi sentra produksi berkurang. Seperti halnya buah jeruk yang selama ini banyak di datangkan dari Malangke, Luwu Utara menurun drastis. Penjual buah di Jalan Mappanyukki, Amrullah mengatakan, di standnya, tersedia buah-buah impor, jeruk Mandarin diimpor dari China, buah pear juga dari China, anggur merah dari Amerika Serikat, apel Fuji dari Jepang, apel merah Washington dari AS.

”Tidak ada lagi jeruk dari Luwu, pohon jeruk disana banyak yang mati.Apel yang biasanya banyak dari Malang juga tidak ada lagi. Biasa ada jeruk dari Polmas tapi tidak ada sekarang,”katanya. Pria paruh bayah yang sudah 20 tahun menjual buah di Jalan Mappanyukki juga menjual buah jeruk dari Kendari. Amrullah juga menjual buah dari berbagai kabupaten di Sulsel seperti langsat, rambutan, mangga, sirsak.“Harganya sama, jadi orang mendingan beli buah impor,”ujarnya.

Diperempatan Jalan Arif Rate-Haji Bau-Cenderawasih tepatnya di Toko Segar Buah rata-rata mengandalkan buah impor dengan harga yang lumayan mahal. Tokoh ini ramai diserbu pembeli termasuk warga Tionghoa. Toko Segar Buah banyak menjual Jeruk Maroko, apel merah jumbo AS, apel Fuji Jepang, jeruk Sunkist China, pear golden honey, apel granny smith, apel royal gala.